Powered By Blogger

Sabtu, 19 Juli 2014

Jadi Reporter TV?? Yah maulah.....

Foto bersama Bayu Sutiono
Pada hari Jumat, 25 Oktober 2013, suasana di sekitar Aula Theatre Universitas Nusa Cendana terlihat sangat ramai dipadati oleh ratusan mahasiswa. Mereka bahkan berdesak-desakan ketika mengambil tiket yang berada di depan pintu masuk aula. Sepertinya ada kegiatan yang tidak mau mereka lewatkan. Hari itu, kegiatan talk show dengan tema “Yuk Jadi Reporter TV!” digelar di Aula Theatre Undana tepatnya di lantai 3 Gedung Rektorat. Dikarenakan tema talk show yang dianggap langkah, banyak mahasiswa yang sangat antusias terlibat dalam talk show ini, bahkan para mahasiswa sudah menunggu sekitar dua jam sebelum acaranya dimulai. Talk show yang membahas tentang dunia jurnalisme ini diselenggarakan oleh Djarum Foundation dengan menghadirkan tiga orang pembicara, diantaranya, Bayu Sutiyono dan Rosiana Silalahi, keduanya adalah presenter Liputan 6 SCTV serta Gunawan, seorang Cameramen.
Dalam talk show ini dibicarakan tiga hal penting. Pertama soal kerja Tim yang dipersentasikan oleh Rosiana Silalahi. Singkatnya, Rosiana menjelaskan bahwa seorang reporter tidak pernah bekerja sendiri, ia selalu bekerja dalam tim, dan itulah yang membuat suatu pemberitaan sukses dilakukan. Hal kedua yang dibicarakan adalah soal reporter TV yang dipresentasikan oleh Bayu Sutiyono. Sutiyono menjelaskan bahwa reporter merupakan elemen yang sangat penting dalam dunia jurnalisme TV, hal ini disebabkan reporter TV adalah orang yang menyampaikan berita, baik secara langsung maupun tidak langsung dari lapangan dan reporterlah yang berinteraksi secara langsung dengan orang yang terlibat dalam sebuah kejadian. Di samping itu, dalam presentasinya Sutiyono juga menjelaskan terkait pentingnya seorang reporter belajar membuat paket berita yang mengandung 5W1H. Ada tiga peran seorang reporter menurut Sutiyono diantaranya sebagai orang yang menunujukan waktu sedang terjadinya berita, sebagai sekat antara berita sebelumnya ke berita selanjutnya dan yang terakhir sebagai pembuat kesimpulan dari keseluruhan berita. Berikut adalah draft paket berita yang berhubungan dengan peran seorang reporter:
Ø Paket Berita 1
o Pembukaan (Stand Up)
o Wawancara 1
o Wawancara 2
o Gambar Tambahan (tempat peristiwa)
o Penutup, Kesimpulan (Stand Up)
Ø Paket Berita 2
o Pembuka (Stand Up)
o Wawancara 1
o Reporter Stand Up sebagai sekat
o Wawancara 2
o Penutup, Kesimpulan (Stand Up)
Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang reporter ketika melakukan Stand Up:
v Buat naskah sederhana
v Berlatih sebelum kamera on
v Mata fokus pada lensa kamera
v Bayangkan berbicara dengan teman
v Suara berwibawa, wajar
v Gestur tubuh yang wajar
v Rekam beberapa kali
Menurut Sutiyono, yang paling penting bagi seorang reporter adalah percaya diri. Di samping itu reporter juga dituntut untuk bekerja keras dan memiliki kreatifitas. Sementara itu materi ketiga yang diangkat dalam talk show ini adalah soal tehnik kamera. Materi ini dibawakan oleh Gunawan. Pentingnya seorang reporter memahami tehnik kamera adalah untuk menjaga kemungkinan jika seorang kameramen yang turun ke lapangan bersama reporter tiba-tiba sakit atau dalam kondisi yang lain. Dalam kesempatan ini Gunawan hanya menjelaskan tentang sembilan type of shot, diantaranya:
1. Extrame Close Up (ECU)
Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kedekatan dari suatu obyek, sehingga keberadaan obyek terlehat jelas karakternya. Teknik ini akan mevisualisasikan sebagian dari keseluruhan obyek yangdibidik, misalnya matanya, kupingnya ataupun mulutnya saja juga bisa diterapkan terhadap benda lain yang tidak bernyawa seperti pisau, pistol batu dan lain sebagainya.
* Fungsi dari teknik ini adalah ingin menyampaikan karakter detil dari sebuah obyek, sehingga kerakterannya dapat dilihat secara nyata dan jelas oleh pemirsa.
* Dalam implementasinya teknik Type of Shot selalu dipadukan secara bersamaan dengan Camera Angle dalam setiap pengambilan gambar sehingga dalam menyusun scriptnya nanti akan seperti ini (Extrame Close-Up ON Low Angle). Pengertian ini menjelaskan bahwa obyek yang dibidik Framenya berbentuk “Extrame Close-Up” dan “posisi kamera berada di Bawah obyek”
* Teknik ini akan mencerminkan gambar yang lebih dramatik ketika digabungkan juga dengan teknik Moving Camera, seperti film-film produksi Amerika yang serba dinamis dalam mengikuti alur ceritanya, sehingga penonton dibuat puas untuk melihatnya.
2. Big Close Up (BCU)
Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kedekatan dari suatu obyek, sehingga keberadaan obyek terlehat jelas karakternya. Teknik ini akan mevisualisasikan sebagian dari keseluruhan obyek yang dibidik, misalnya dari ujung kepala sampai dagu seseorang,
* Fungsi dari teknik ini adalah ingin menyampaikan karakter detil dari sebuah obyek, sehingga kerakterannya terutama pada obyek manusia dapat dilihat secara nyata dan jelas oleh pemirsa. Contoh ini dapat dilihat pada bentuk frame yang menceritakan ekspresi wajah seseorang lagi menangis, takut, terharu, tertwa serta yang laiannya
3. Close Up (CU)
Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kedekatan dari suatu obyek, sehingga keberadaan obyek terlihat jelas karakternya. Teknik ini akan mevisualisasikan sebagian dari keseluruhan obyek yang dibidik, misalnya dari ujung kepala sampai dada seseorang,
* Fungsi dari teknik ini adalah ingin menyampaikan karakter detil dari sebuah obyek, sehingga kerakterannya terutama pada obyek manusia dapat dilihat secara nyata dan jelas oleh pemirsa. Contoh ini dapat dilihat pada bentuk frame yang menceritakan ekspresi wajah seseorang lagi menangis, takut, terharu, tertwa serta yang laiannya
4. Medium Close Up (MCU)
Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kedekatan dari suatu obyek, sehingga keberadaan obyek terlihat jelas karakternya. Teknik ini akan mevisualisasikan sebagian dari keseluruhan obyek yang dibidik, misalnya dari ujung kepala sampai ulu hati seseorang,
* Fungsi dari teknik ini mirip dengan Close-Up yaitu ingin menyampaikan karakter dari keadaan obyek sebenarnya detil dari sebuah obyek, sehingga kerakterannya terutama pada obyek manusia dapat dilihat secara nyata dan jelas oleh pemirsa. Contoh ini dapat dilihat pada bentuk frame yang menceritakan ekspresi wajah seseorang lagi menangis, takut, terharu, tertwa serta yang lainnya
5. Medium Shot (MS)
Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kenormalan dari suatu obyek, sehingga keberadaan obyek terlihat jelas apa yang sedang dilakukannya. Teknik ini akan mevisualisasikan setengah dari keseluruhan bidikan obyek manusia misalnya dari ujung kepala hingga pinggang obyek atau seseorang. Dalam kategori tertentu pada suatu benda bisa menyampaikan gambaran keseluruhan obyek, misalnya sekelompok alat-alat perang yang akan diambil seseorang untuk berperang.
* Fungsi dari teknik ini ingin menyampaikan keadaan obyek beraktifitas, dimana pada keseluruhan obyek dalam pengadegannya mencerminkan kehidupan normal seperti layaknya kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia. Contoh ini dapat dilihat pada bentuk frame yang menceritakan keadaan seseorang atau komunitas melakukan sesuatu diantaranya makan, mengadakan rapat, melakukan pembicaraan dan sebagainya.
6. Knee Shot (KS)
Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kenormalan dari suatu obyek, sehingga keberadaan obyek terlihat jelas apa yang sedang dilakukannya. Teknik ini akan mevisualisasikan tiga perempat (3/4) dari keseluruhan bidikan obyek manusia misalnya dari ujung kepala sampai lutut obyek atau seseorang. Dalam kategori tertentu pada suatu benda bisa menyampaikan gambaran keseluruhan obyek, misalnya sekelompok alat-alat perang yang akan diambil seseorang untuk berperang.
* Fungsi dari teknik ini ingin menyampaikan keadaan obyek beraktifitas dengan keluasan suasna lingkungan dimana obyek berada. keseluruhan hasil bidikan obyek dalam pengadegannya mencerminkan kehidupan normal seperti layaknya kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia, dengan kondidi lingkungan lebih luas dari pada framenya Medium Shot, namun secara substansinya tidak mengurangi makna dari peristiwa yang ditampilkan. Contoh ini dapat dilihat pada bentuk frame yang menceritakan keadaan seseorang atau komunitas melakukan sesuatu diantaranya makan, mengadakan rapat, melakukan pembicaraan bahkan suasana pertempuran.
7. Full Shot (FS)
Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kenormalan dari suatu obyek, sehingga keberadaan obyek terlihat jelas apa yang sedang dilakukannya. Teknik ini akan mevisualisasikan keseluruhan bidikan pada obyek manusia atau binatang maupun kendaraan, misalnya dari ujung kepala hingga ujung kaki obyek atau seseorang. Keadaan ini membuat ukuran obyek mengecil dengan suasana yang lebihluas. Dalam kategori tertentu pada suatu benda bisa menyampaikan gambaran keseluruhan obyek, misalnya sekelompok kendaraan perang yang dihancurkan oleh musuh dengan menggunakan peluruh kendali.
* Fungsi dari teknik ini ingin menyampaikan keadaan obyek beraktifitas dengan keluasan suasna lingkungan dimana obyek berada. keseluruhan hasil bidikan obyek dalam pengadegannya mencerminkan kehidupan normal seperti layaknya kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia, dengan kondidi lingkungan lebih luas dari pada framenya Medium Shot, namun secara substansinya tidak mengurangi makna dari peristiwa yang ditampilkan. Contoh ini dapat dilihat pada bentuk frame yang menceritakan keadaan seseorang atau komunitas melakukan sesuatu diantaranya tawuran, peperangan dengan obyek-obyeknya lebih kecil.
8. Long Shot (LS)
Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kesan luas pandang dan mengecilnya obyek dari pandangan, sehingga keberadaan obyek terlihat jauh dari pandangan mata. Teknik ini akan mevisualisasikan keseluruhan bidikan pada obyek manusia atau binatang maupun kendaraan, dengan efek membuat ukuran obyek jadi mengecil dengan suasana lingkungannya lebih luas.
* Fungsi dari teknik ini ingin menyampaikan keadaan obyek yang beraktifitas dengan keluasan suasna lingkungan dimana obyek berada. Penggunaan teknik ini sangat cocok buat obyeknya berjumlah banyak dan bergerombol. Contoh ini dapat dilihat pada bentuk frame yang menceritakan keadaan segerombolan dari divisi tentara yang melakukan perasi terhadap persembunyian musuh dengan berjalan menelusuri keadaan suatu tempat dimana musuhnya bersembunyi.
9. Extrane Long Shot (ELS)
Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kesan luas pandang dan mengecilnya obyek dari pandangan, sehingga keberadaan obyek terlihat jauh dari pandangan mata. Teknik ini akan mevisualisasikan keseluruhan bidikan pada obyek manusia atau binatang maupun kendaraan, dengan efek membuat ukuran obyek jadi sangat kecil dengan suasana lingkungannya lebih luas.
* Fungsi dari teknik ini ingin menyampaikan keadaan obyek yang beraktifitas dengan keluasan suasna lingkungan dimana obyek berada. Penggunaan teknik ini sangat cocok buat obyeknya berjumlah banyak dan bergerombol. Contoh ini dapat dilihat pada bentuk frame yang menceritakan keadaan segerombolan dari yang sedang melakukan demonstrasi kenaikan upah minimum atau juga sebuah perahu kecil yang terseret arus sungai.
Setelah semua materi talkshow dipresentasikan oleh ketiga nara sumber, mahasiswa pun diberi kesempatan untuk bertanya langsung kepada Sutiyono den juga Gunawan terkait materi yang yang dibahas. Dalam kesempatan itu, banyak mahasiswa yang mengajukan pertanyaan, salah satunya adalah Ito, salah satu mahasiswa dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Undana. Dia bertanya tentang bagaimana membedakan antara jurnalis sebenarnya dengan jurnalis warga.
Kegiatan talkshow yang dimulai pada pukul 14.00 WITA ini, berakhir pada pukul 18.00 WITA. Mahasiswa pun berharap agar kegiatan ini terus berlanjut karena mereka mengakui kedatangan Bayu Sutiyono dan Gunawan serta Rosiana Silalhi sangat menginspirasi mereka. Satu hal lagi yang akan dinantikan oleh mahasiswa adalah rencana Rosiana Silalahi untuk menyelenggarakan program Rosi Goes to Campus. (Topantz)
Catatan: Bagi saya bertemu Mas Bayu sangat menyenangkan. Kehadiranya membuat saya semakin mencintai dunia jurnalisme. Buat Mas Bayu dan Mas Gunawan, thanks atas bukunya yang dihadiakan buat saya. Janji kalian ditunggu untuk kembali ke UNDANA. Bravo!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar