Powered By Blogger

Senin, 21 Juli 2014

CINTA, membuatku sakit HATI


Kemarin aku menangis menatap dunia dan liku-liku hidupku. Aku bercerita pada dunia tentang kisah dan cerita cintaku. Namun, dunia tak mendengarkanku. Lalu pada samudera raya aku mengeluh, mengeluh dan mengeluh. Ketika senja hari, aku mencari mentari di tepian pantai, namun aku tidak menemukannya karena begitu cepat mentari tertelan lautan. Aku mencoba berteriak pada ombak, namun percuma, suara kecilku kadang ditenggelamkan oleh deburan ombak, suaraku seakan terseret dan terbentur pada karang-karang lautan. Sesaat aku terdiam, berdiri sendiri di tepi garis pantai. Aku gak kuat dan seketika tubuhku terhempas pada pasir putih yang halus dan lembut. Aku menggigil kedinginan berharap ada kehangatan. Namun, ombak laut berlari menghampiriku, menyelimutiku dan bahkan mau membawaku ke tengah lautan.
Dalam kebisuan senja, aku pun berusaha bangkit setelah aku terhempas. Aku melangkah sepanjang jalur tepian pantai. Tak ada yang harus kusapa,  tak ada yang harus kujumpa. Hanya jiwa terus merana dalam ketidakpastian cinta. Sebentar lagi senja akan berganti malam, aku berjanji aku tak kembali kepadanya, kepada dia yang aku cintai, walau hati ini merindukannya. Aku mau di sini, menyapa malam dan rembulan yang sebentar lagi menghiasi langit malam. Aku akan berbagi pengalaman dengannya dan berharap sinarnya mampu membuat jiwaku teduh dan tegar. Di sini sangatlah sepi, hanya binatang malam yang mulai bersuara. Mereka bernyanyi, bercanda, dan tertawa, seakan-akan malam ini adalah milik mereka. Mereka tidak tahu apa yang aku alami. Andai mereka tahu, akankah mereka bernyanyi untuk ku? Tetapi sama saja mereka tidak akan peduli denganku.
Akhirnya malam pun tiba. Kurebahkan tubuhku di atas pasir pantai, sambil kupandang rembulan malam yang bercahaya di langit malam. Aku berteriak pada rembulan namun pada saat yang sama, sepotong awan menutup pandanganku, aku tidak bisa melihatnya lagi. Aku kehilangannya. Wahai bintang-bintang di pekat malam hatiku lagi sakit, aku algi dikhianati. Oh malangnya aku. Tapi aku masih mencintainya. Izinkanlah aku mendekapnya dengan tangan gemetar karena haru dan dada berdebar karena bahagia dan bukan karena kekecewaanku. Sungguh aku ingin mendekapnya karena tak mampu kulukiskan betapa ingin aku berbagi hidup dengannya. Aku tak punya bahasa lain tuk berbicara tulus bahwa aku masih mencintainya dan sayang padanya. Tak terasa tetesan air mataku membasahi pipiku. Sungguh aku merasakan kesepian yang dalam. Kesepian yang membuat aku membenci kata cinta. Lalu mengapa aku merasakan getaran cinta daalam hatiku? Orang pernah berkata cinta adalah kekuatan yang menyembuhkan jiwa dan menghibur hati. Namun kataku tidak! Cinta itu menyakitkan, cinta membuat hatiku hancur berkeping-keping bahkan menjadi butiran debu yang terbang terbawa angin. Aku tak mau mendengar kata cinta lagi. Saatnya aku mencari seseorang yang mau mendengar keluh kesahku. Seseorang yang mengerti aku. Tapi siapa?  Aku tak tahan lagi dengan semua ini. Aku pun kembali merebahkan tubuhku di atas pasir pantai. Kucoba pejamkan mata sementara belaian angin malam menghantarku menuju harapan akan mimpi-mimpi indah.
Fajar pagi kembali merekah, perlahan-lahan muncul di balik lautan, sementara embun pagi seakan menari menyambut sang mentari. Aku pun terjaga dari tidurku dan melihat dunia bermandikan cahaya. Laut begitu tenang dan burung-burung menebarkan sayapnya melintasi awan putih yang bersih dan putih. Tiba-tiba di kejauhan aku melihat bayangan putih bersayap, wajahnya bercahaya. Perlahan aku mendekatinya. Aku tidak tahu apakah dia malaikat yang mengerti soal cinta. Namun aku mendengar Ia bebicara,” Cinta adalah keadaan yang mencemburukan namun tidak mengenal dengki dan kejahatan. Cinta hanyalah empati dan kerinduan utnuk menjadi lebih besar dari dirinya sendiri. Kamu sedang mengalami cinta, karena cinta itu pula kamu mengalami kekecewaan bahkan sakit hati. Tetapi ingat janganlah kamu membenci sebuah kata cinta. Ketahuilah bahwa dengan cinta kamu akan mengenal siapa dirimu, dengan cinta kamu akan merasa lebih besar di antara sesamamu dan dengan cinta, sakit hati akan disembuhkan. Masuklah ke dalam batinmu pahamilah apa arti sebuah cinta bagimu. Temuilah kekasih jiwamu janganlah kamu merasa disakiti dan cintailah dia lebih dalam lagi. Pergilah dan duduklah berdampingan dengannya dan lihatlah apa yang menjadi cita-cita kalian.”

Sejenak aku terdiam dan merasakan sesuatu mengalir dalam jiwaku. Kata-kata yang baru kudengar seakan menggerakan jiwaku dan terasa sejuk bersenandung di kedalaman jiwa. Lalu, aku pun bangkit dan berteriak kepada semua penghuni pantai dan lautan,”wahai kalian saudaraku dengarlah, saatnya aku kembali menemui dia sang kekasih hati dan mengatakan padanya, AKU MAU MENCINTAIMU SEDALAM LAUTAN DAN MEMBAWAMU TERBANG SETINGGI ANGKASA!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar