Powered By Blogger

Rabu, 23 Juli 2014

Hati Berbunga-bunga, Sebuah Tanda Aku Lagi Jatuh Cinta


Dari jauh aku melihatnya, namun tidak begitu jelas. Aku berusaha mendekatinya dan dengan hati-hati mengamatinya. Dari ujung rambutnya, turun ke wajahnya, pinggulnya, sampai ke ujung kakinya. Indah dan sungguh sempurna. Sejenak aku tersenyum dan kepalaku sudah mulai memainkan peranya. Pertanyaan seakan keluar seiring keinginan hati tuk selalu berada dekat dengannya. “Kira-kira dia mau nggak, jadi temanku? Yah.. terkesan lebai, tetapi itulah kenyataannya. Bukan tidak mungkin ia akan menerimaku menjadi temannya. Syukur kalau lebih dari itu. Aku pun mencoba tersenyum padanya, sebuah senyuman yang betul-betul disiapkan biar kelihatan seksi dan manis di matanya. Senyum dibalas dengan senyum itulah yang terjadi. Dia begitu cantik, senyumnya menggoda dan syarat makna. Baru kali ini aku merasakan sesuatu di kedalaman jiwaku. Rasa yang selama ini tidak pernah aku rasakan. Namun sayangnya, pertemuan kami hanya sesaat, aku belum sempat berbicara dengannya.
Sungguh hatiku berbunga-bunga saat pertama menjumpainya. Walaupun singkat dan hanya sesaat, kesan pertamanya kuat terikat dibenakku. Hari-hariku dihiasai oleh bayangannya. Bahkan sebelum tidur pun aku berdoa kepada sang Kuasa agar aku bisa melihat wajahnya dan kembali bertemu walaupun hanya dalam mimpi. Hidupku yang dulu redup, seakan kembali bersinar. Hanya karena wajah itu. Aku pun belum tahu siapa dia tetapi paling tidak perjumpaan dengannya membuat aku kembali bergairah menikmati hidup. Kali ini aku kembali menorehkan sebuah cerita bermakna pada buku diaryku. Bahkan di sana aku menulis. “Bersama wajahnya aku bahagia, dan apakah ini tanda bahwa aku lagi jatuh cinta?”  Di senja hari aku pun mengaja langit berbicara dan malam hari meminta rembulan merestui keinginanku. Keinginan terbesar dalam hatiku, bertemu dan kembali tersenyum dengan wajah itu.
Saatnya aku berada pada tempat yang sama, dan pada tempat yang sama wajah itu ada. Kesempatan bagiku untuk kembali mendekatinya. Kali ini aku tidak hanya tersenyum, sebuah kata manis kulemparkan padanya. Sepertinya tidak sia-sia. Ia menjawabku. Jawaban itu semakin menghantarku pada rasa keingintahuanku tentangnya. Aku berbicara banyak hal padanya dan dia pun begitu. Tidak terasa sudah 1 jam kami berbicara sambil melempar senyum terbaik kami. Rasanya seperti di awan, berdampingan dengan bidadari cantik. Dia orangnya asik, sopan, dan cantik. Aku ragu ketika pikiranku mulai berorentasi pada niat untuk mengungkapakan isi hatiku. “Apakah bisa?”.
“Aku mau kok jadi kekasihmu.” Tiba-tiba mataku berbinar-binar, jantungku berpacu dengan waktu. Aku tidak menyangka kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. Aku bahagia. Aku merasa, akulah pria paling beruntung di dunia ini. Aku kembali menatapnya, kali ini aku serius menatapnya. Aku pegang tangannya, aku menemukan ada cinta di matanya, aku harap dialah yang terbaik untukku. Dengan suaraku yang paling lembut aku berkata, “ Sayang, terima kasih kamu telah menerimaku menjadi pacarmu. I love You So Much. Aku berharap kita akan selalu berdampingan tuk memandang dunia dan saling berbagi kasih.
Akhirnya, aku menjadi kekasihnya. Aku akan menjadi pangeran yang selalu siap menjaga sang putri, melindunginya, dan menjadi yang terbaik baginya. Kan kertahankan cinta ini dan berharap sang Kuasa selalu hadir dalam perjalanan cinta kami. With Love.
  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar