Powered By Blogger

Minggu, 27 Juli 2014

Indahnya Berada Bersama Mereka (Catatan Refleksi: Kunjugan ke Panti Jompo Budi Agung Oepura)

Sabtu, 26 Juli 2014 saya dan teman saya bernama Mario mengunjungi salah satu panti jompo di Kota Kupang yaitu Panti Jompo Budi Agung Oepura.  Panti Jompo ini terletak di Jalan Rambutan 09 Oepura, persis di belakang Dinsos Kota Kupang. Saya dan teman saya berangkat dari tempat kerja saya di Walikota pada pukul 18.15 WIB dan lima belas menit kemudian tiba di sana. Saya sendiri belum pernah mengunjungi panti ini sementara Mario sudah beberapa kali dan bahkan sering datang mengunjungi para penghuni panti ini, apalagi katanya ini adalah bagian dari pelayanan yang sering dilakukan oleh sebuah komunitas Doa, St. Egidio. St, Egidio Sendiri merupakan komunitas Doa yang punya banyak kegiatan pelayanan dan salah satunya mengunjungi para lansia di Panti Jompo Budi Agung Oepura ini.
Hari sudah gelap ketika kami tiba di komplek panti. Saya pun diajak oleh teman saya untuk berkeliling sambil melihat kondisi di sekitar panti. Dalam komplek yang lumayan luas itu terdapat beberapa wisma yang diberi nama berdasarkan nama-nama bunga, seperti teratai, kamboja, mawar, dan lain-lain. Setiap wisma dihuni oleh maksimal 8 lansia. Setelah berkeliling sebentar, kami pun menuju salah satu wisma. Dari luar wisma, terlihat beberapa lansia sedang makan malam. Saya pun bermaksud untuk tidak masuk wisma dulu karena taku acara makan malam mereka terganggu. Namun Mario sudah lebih dulu terobos masuk, saya pun yang sebelumnya masih ragu mengikutinya juga dari belakang. Tidak sungkan-sungkan saya pun menyalami mereka satu persatu mengikuti apa yang dilakukan Mario. Biasa, pemula biasanya agak malu. Ada kebahagiaan yang saya bisa tangkap dari wajah mereka. Seakan mereka merasa bahwa mereka disapa dan mendapat perhatian. Komunikasi pun berlangsung lancar tak jarang kami pun membagikan cerita-cerita lucu yang membuat mereka tertawa. Senang rasanya ketika melihat mereka bahagia. Saya yang sebelumnya punya motivasi hanya sekadar jalan-jalan ke panti tiba-tiba berubah setelah menjumpai mereka. Ada keinginan terbesar untuk kembali ke panti ini karena rasa cinta dan belaskasihan saya mulai muncul dan inilah yang kemudian memotivasi saya untuk berada di tengah-tengah mereka.
Kebersamaan mereka dalam wisma ini sangat terlihat, komunikasi antar mereka tetap terjaga. Di samping itu, mereka juga mengajariku makna melayani satu sama lain. Lansia yang usianya lebih muda dari yang lansia yang lain memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mengurusi wisma, mulai dari menyapu, mencuci piring, merapikan tempat tidur serta punya kewajiban mengambil makanan di dapur utama yang tidak jauh dari wisma. Saya melihat ini semua sebagai sebuah bentuk pelayanan. Tak jarang mereka juga melayani lansia umurnya lebih tua. Untuk di ketahui usia lansia diwisma ini berkisar dari 67 tahun-88 Tahun.  Dengan usia yang cukup bervariasi, serta karakter yang pastinya juga berbeda mereka mampu mempertahankan kebersamaan mereka. Di usia mereka yang sudah tua, ada diantaranya yang sakit-sakitan dan tentunya membutuhkan perhatian yang lebih. Biasanya mereka mengalami kesulitan dalam mendengar dan melihat.
 Satu hal yang membuat saya sedih dan juga terharu ketika salah satu dari mereka mengatakan bahwa kalian (saya dan Mario) bukan anak kami bukan juga cucu kami, tetapi kalian datang mengunjungi kami jadi terima kasih banyak semoga Tuhan berkati kalian. Memang tak henti-hentinya mereka bersyukur atas kedatangan kami. Aku pun begitu, bersyukur menjumpai mereka. Doa mereka menjadi mimpi saya untuk terus bersyukur dan bersyukur. Masa tua mereka dihabiskan di panti dalam kebersamaan yang utuh dimana kehadiran Tuhan ada pada mereka.  Walaupun baru pertama kali menjumpai, saya merasa ada kedekatan dengan mereka. Mereka menyayangiku, kadang pula mereka menciumku seperti halnya seorang nenek kepada cucunya. Hal ini mengingatkanku pada nenek saya yang sudah kembali ke rumah Bapa. Kebersamaan kami pun masih berlanjut sambil menikmati buah pisang yang mereka sajikan buat saya dan Mario. Bahkan ada yang mengeluarkan kue dari lemari untuk kemudian kami makan. Kebersamaan kami dipenuhi oleh tawa dan canda. Peneguhan pun kami dapatkan dari mereka, terlebih khusus dari doa-doa mereka agar kami diberi terang dalam perjalanan hidup kami. Akhir kebersamaan kami tentunya ditutup dengan doa yang dipimpin oleh salah satu dari mereka. Isi doanya singkat, bersyukur atas kunjungan saya dan Mario serta memohon kepada Tuhan agar saya dan Mario diberikan berkat serta perlindungan dalam ziara hidup kami dan tak lupa pula didoakan agar kami sungguh-sungguh menyadari bahwa kasih Tuhan begitu besar untuk setiap umat-Nya. Dan kasih Tuhan itu pun saya rasakan di panti ini. Akhirnya kami berpamitan, kembali saya salami mereka satu persatu dan berjanji akan kembali mengunjungi mereka lagi.
Waktu sudah menunjukan pukul19.45 WITA ketika kami meninggalkan wisma oma-oma di wisma yang tadi kami kunjungi. Kami masih punya waktu, karena tepat pukul 20.30 WITA saya harus kembali ke Penfui dan Mario ke Walikota. Waktu yang tersisa kami manfaatkan untuk mengunjugi salah satu wisma lagi, kali ini penghuninya adalah para ba’i (baca: kakek). Saya dan Mario pun masuk dan menyelami mereka satu persatu persis seperti apa yang kami lakukan di wisma sebelumnya. Para ba’I pun sangat antusias menerima saya dan Mario.
Di dekat pintu masuk ada ba’I yang menarik perhatian saya. Di tangannya ada beberapa kertas doa yang sudah kusam sementara dilehernya tergantung emapt Rosario sekaligus. Dihadapanya ada satu ba’I lagi. Sepertinya beliau sedang membagi pengalaman rohaninya sambil mengacu pada kertas-kertas doa yang ada di tangannya. Saya pun tanpa ragu mendekatinya, dugaanku betul beliau masih berbicara tentang Tuhan, kepada saya beliau mengatakan bahwa kasih Tuhan itu besar, segala beban kita akan ringan jika melangkah bersamanya. Lalu beliau menunjukan kepadaku sebuah foto dirinya di kaki salib. Dia menjelaskan bahwa foto tersebut menyimpan banyak kenangan akan perjumpaannya dengan Tuhan. Itulah sebabnya foto tersebut selalu selalu beliau bawa kemanapun beliau pergi. Saya melihat dalam dirinya ada semangat pewartaan dan memberikan kesaksian akan Tuhan.
Di wisma yang kami kunjugi ini juga ada ba’I Benyamin yang punya kretivitas yang luar biasa. Beliau bisa membuat tas dengan menggunakan benang khusus, bukan hanya itu beliau juga sering membuat gelang, kalung, tasbi, dan Rosario. Biasanya hasil karyanya ini dijual dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp.5000 – Rp.100.000. Biasanya yang membeli hasil karyanya adalah pengunjung atau tamu yang dating ke panti. Ba’I Benyamin adalah satu-satunya muslim yang ada di wisma kedua yang kami kunjungi ini. Meski berbeda keyakinan dengan penghuni lain kehidupan dan kebersamaan mereka tetap akur dan juga terjaga. Sebenarnya saya ingin berlama-lama di panti, tetapi karena sudah malam apalagi rumah saya cukup jauh, saya dan Mario pun pamit pulang. Kembali saya menyelami mereka satu-persatu dan meninggalkan panti.
Bagi saya kunjugan ke panti merupakan kunjugan yang inspiratif. Banyak hal yang saya dapatkan dari sana, yaitu soal menjaga kebersamaan, kesabaran, komunikasi, pelayanan, sampai pada kehidupan doa. Saya berharap, saya bisa belajar lebih dalam lagi dan menhayati nilai-nilai kristiani yang saya dapatkan. Saya pun berdoa semoga mereka semua tetap sehat dan dilindungi oleh kuasa Tuhan.
@@@@




Kamis, 24 Juli 2014

Dari Rakyat, Oleh Rakyat, dan Untuk Rakyat

Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat inilah arti dari demokrasi yang sesungguhnya. Indosesia sendiri merupakan negara demokrasi. Kenyataan ini sudah jelas diatur dalam  konstitusi Indonesia, yaitu Undang-Undang Dasar (UUD) 1945,  dimana  kedaulatan berada di tangan rakyat. Kita tahu bahwa arti  kata “demokrasi” itu sendiri adalah “kekuasaan rakyat.” Dalam hal ini, kata “demokrasi” berasal dari kata Yunani “demos” yang berarti rakyat, dan “kratos” yang berarti kekuasaan.
Dewasa ini sistem demokrasi menjadi sistem yang paling banyak dianut oleh negara-negara di dunia. Jika kembali melihat definisi dari demokrasi yang mengatakan bahwa pemerintahan berada di tangan rakyat, sepertinya hal ini cukup untuk menyadarkan hati setiap warga masyarakat bahwa Indonesia adalah milik rakyat Indonesia.  Demokrasi di Indonesia pun sejauh ini telah mengalami perkembangan dari masa ke masa. Perkembangan ini pun tidak akan pernah mengubah atau menggantikan salah satu karakteristik  dalam setiap model demokrasi yaitu rakyat diberi kebebasan untuk bersuara termasuk memberikan hak suaranya dalam pemilu.
Pesta demokrasi dalam ajang pemilihan presiden dan wakil presiden  2014 sudah selesai dan prosesnya berjalan dengan lancar walaupun masih banyak masalah yang terjadi, seperti persoalan pendistribusian surat suara, kekurangan surat suara, ditemukannya surat suara yang rusak bahkan sampai terjadinya kecurangan dalam proses pemungutan suara. Namun semua itu tidak menghalangi partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam memberikan hak suara mereka. Sangat kental terasa bahwa suasana pemilu tahun ini bisa dinilai sebagai pemilu yang sungguh melibatkan semua masyarakat Indonesia. Masyarakat sangat antusias dan terlarut dalam euphoria pesta demokrasi Indonesia. Di media masa, banyak masyarakat yang menulis tentang pemilu, begitu pun ketika televisi-televisi nasional  menyelenggarakan talk show atau pun debat capres tak jarang banyak masyarakat Indonesia menyaksikannya, kampanye politik pun semakin hangat di berbagai media social, seperti facebook ataupun twitter. Harapannya cuma satu menginginkan pemimpin yang mampu menjadikan Indonesia sejahtera, adil, dan makmur. Di samping itu, antusiasme masyarakat untuk datang ke TPS merupakan indikasi bahwa  demokrasi di negeri ini masih hidup. Masyarakat percaya bahwa pilihan politik mereka akan memberikan kontribusi yang besar pada kualitas demokrasi Indonesia.
Keberhasilan proses pemilihan presiden 2014 ini menunjukkan bahwa Demokrasi di Indonesia sudah semakin maju dan sudah bisa disejajarkan dengan negara- negara maju. Namun, sukses menyelenggarakan pemilu bukanlah akhir dari tahapan demokrasi, tapi justru baru titik awal.  Rakyat masih memiliki tanggung jawab politik setelah pemberian hak suaranya dalam pemilu.  Tanggung  jawabnya adalah Mengawal dan menjaga agar janji-janji presiden saat kampanye bisa direalisasikan. Dalam UU, peran masyarakat untuk mengontrol pihak ekesekutif, termasuk Presiden dan Wakil Presiden sudah diamanatkan kepada DPR. Rakyat juga dibenarkan UU untuk mengawal pemerintahan baru nanti. Lewat sebuah wadah, bisa mengkritisi dan mengawal kebijakan Presiden yang melenceng dari janji-janji saat kampanye.
Demokrasi pasca pemilu harus tetap berjalan dalam hubungan antara warga negara dengan negara. Di samping itu para penyelenggara negara yang sudah terbentuk melalui pemilu harus mempertimbangkan dan menjadikan suara rakyat sebagai dasar dalam setiap pengambilan keputusan dan kebijakan. Di sinilah arti demokrasi akan muncul sebagai sesuatu yang bermakna.
Dal;am menyalurkan aspirasinya pun rakyat dapat menggunakan berbagai bentuk media yang dilakukan berbagai pihak. Representation in ideas dapat berbentuk opini yang muncul dari serangkaian Oleh karena itu kebebasan pers harus dijamin dan dikatakan sebagai pilar keempat demokrasi. Aspirasi publik juga dapat disampaikan melalui berbagai macam organisasi seperti organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan,organisasi profesi, serta lembaga swadaya masyarakat. Walaupun bukan merupakan organisasi politik, semua organisasi ini adalah  kekuatan yang dimiliki masyarakat sipil sendiri dan memiliki mekanisme untuk dapat mengetahui dan memperjuangkan kepentingan warga negara.Oleh karena itu,organisasi tersebut dalam teori politik merupakan infrastruktur politik yang berperan dalam penyelenggaraan politik demokrasi. Selain organisasi masyarakat sipil, tentu partai politik (parpol) juga memiliki peran yang sangat besar. Parpol sendiri dibentuk untuk menjalankan fungsi penyerapan, agregasi, serta sosialisasi dan komunikasi politik. 
Perlu disadari bahwa Demokrasi tidak hanya dilakukan untuk memilih orang,tetapi yang lebih substansial adalah demokrasi menjadi roh dari penyelenggaraan negara melalui mekanisme konsultasi secara berkelanjutan. Pemerintahan benar-benar dijalankan dari rakyat, dalam arti bukan saja pejabat yang memerintah yang berasal dari rakyat, tetapi juga apa yang dijalankan juga diputuskan sesuai dengan aspirasi rakyat. Dengan demikian parpol akan benar-benar hidup dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, tidak hanya bergerak saat pemilu, lalu tidak terdengar keberadaannya hingga pemilu berikutnya. Pada saat setiap lembaga negara menjalankan wewenang berdasarkan pada aspirasi publik serta terdapat ruang publik yang luas untuk berpartisipasi, pada saat itu tercipta demokrasi yang sesungguhnya. 
Untuk menjalankan demokrasi itu tidak dapat hanya diserahkan kepada kelompok pemenang pemilu, tetapi membutuhkan kerja sama semua komponen bangsa. Keberhasilan penyelenggaraan Pemilu 2014 adalah suatu kemenangan besar. Kemenangan itu milik semua komponen bangsa dan lebih penting artinya daripada kemenangan peserta pemilu.






Rabu, 23 Juli 2014

Hati Berbunga-bunga, Sebuah Tanda Aku Lagi Jatuh Cinta


Dari jauh aku melihatnya, namun tidak begitu jelas. Aku berusaha mendekatinya dan dengan hati-hati mengamatinya. Dari ujung rambutnya, turun ke wajahnya, pinggulnya, sampai ke ujung kakinya. Indah dan sungguh sempurna. Sejenak aku tersenyum dan kepalaku sudah mulai memainkan peranya. Pertanyaan seakan keluar seiring keinginan hati tuk selalu berada dekat dengannya. “Kira-kira dia mau nggak, jadi temanku? Yah.. terkesan lebai, tetapi itulah kenyataannya. Bukan tidak mungkin ia akan menerimaku menjadi temannya. Syukur kalau lebih dari itu. Aku pun mencoba tersenyum padanya, sebuah senyuman yang betul-betul disiapkan biar kelihatan seksi dan manis di matanya. Senyum dibalas dengan senyum itulah yang terjadi. Dia begitu cantik, senyumnya menggoda dan syarat makna. Baru kali ini aku merasakan sesuatu di kedalaman jiwaku. Rasa yang selama ini tidak pernah aku rasakan. Namun sayangnya, pertemuan kami hanya sesaat, aku belum sempat berbicara dengannya.
Sungguh hatiku berbunga-bunga saat pertama menjumpainya. Walaupun singkat dan hanya sesaat, kesan pertamanya kuat terikat dibenakku. Hari-hariku dihiasai oleh bayangannya. Bahkan sebelum tidur pun aku berdoa kepada sang Kuasa agar aku bisa melihat wajahnya dan kembali bertemu walaupun hanya dalam mimpi. Hidupku yang dulu redup, seakan kembali bersinar. Hanya karena wajah itu. Aku pun belum tahu siapa dia tetapi paling tidak perjumpaan dengannya membuat aku kembali bergairah menikmati hidup. Kali ini aku kembali menorehkan sebuah cerita bermakna pada buku diaryku. Bahkan di sana aku menulis. “Bersama wajahnya aku bahagia, dan apakah ini tanda bahwa aku lagi jatuh cinta?”  Di senja hari aku pun mengaja langit berbicara dan malam hari meminta rembulan merestui keinginanku. Keinginan terbesar dalam hatiku, bertemu dan kembali tersenyum dengan wajah itu.
Saatnya aku berada pada tempat yang sama, dan pada tempat yang sama wajah itu ada. Kesempatan bagiku untuk kembali mendekatinya. Kali ini aku tidak hanya tersenyum, sebuah kata manis kulemparkan padanya. Sepertinya tidak sia-sia. Ia menjawabku. Jawaban itu semakin menghantarku pada rasa keingintahuanku tentangnya. Aku berbicara banyak hal padanya dan dia pun begitu. Tidak terasa sudah 1 jam kami berbicara sambil melempar senyum terbaik kami. Rasanya seperti di awan, berdampingan dengan bidadari cantik. Dia orangnya asik, sopan, dan cantik. Aku ragu ketika pikiranku mulai berorentasi pada niat untuk mengungkapakan isi hatiku. “Apakah bisa?”.
“Aku mau kok jadi kekasihmu.” Tiba-tiba mataku berbinar-binar, jantungku berpacu dengan waktu. Aku tidak menyangka kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. Aku bahagia. Aku merasa, akulah pria paling beruntung di dunia ini. Aku kembali menatapnya, kali ini aku serius menatapnya. Aku pegang tangannya, aku menemukan ada cinta di matanya, aku harap dialah yang terbaik untukku. Dengan suaraku yang paling lembut aku berkata, “ Sayang, terima kasih kamu telah menerimaku menjadi pacarmu. I love You So Much. Aku berharap kita akan selalu berdampingan tuk memandang dunia dan saling berbagi kasih.
Akhirnya, aku menjadi kekasihnya. Aku akan menjadi pangeran yang selalu siap menjaga sang putri, melindunginya, dan menjadi yang terbaik baginya. Kan kertahankan cinta ini dan berharap sang Kuasa selalu hadir dalam perjalanan cinta kami. With Love.
  


Senin, 21 Juli 2014

CINTA, membuatku sakit HATI


Kemarin aku menangis menatap dunia dan liku-liku hidupku. Aku bercerita pada dunia tentang kisah dan cerita cintaku. Namun, dunia tak mendengarkanku. Lalu pada samudera raya aku mengeluh, mengeluh dan mengeluh. Ketika senja hari, aku mencari mentari di tepian pantai, namun aku tidak menemukannya karena begitu cepat mentari tertelan lautan. Aku mencoba berteriak pada ombak, namun percuma, suara kecilku kadang ditenggelamkan oleh deburan ombak, suaraku seakan terseret dan terbentur pada karang-karang lautan. Sesaat aku terdiam, berdiri sendiri di tepi garis pantai. Aku gak kuat dan seketika tubuhku terhempas pada pasir putih yang halus dan lembut. Aku menggigil kedinginan berharap ada kehangatan. Namun, ombak laut berlari menghampiriku, menyelimutiku dan bahkan mau membawaku ke tengah lautan.
Dalam kebisuan senja, aku pun berusaha bangkit setelah aku terhempas. Aku melangkah sepanjang jalur tepian pantai. Tak ada yang harus kusapa,  tak ada yang harus kujumpa. Hanya jiwa terus merana dalam ketidakpastian cinta. Sebentar lagi senja akan berganti malam, aku berjanji aku tak kembali kepadanya, kepada dia yang aku cintai, walau hati ini merindukannya. Aku mau di sini, menyapa malam dan rembulan yang sebentar lagi menghiasi langit malam. Aku akan berbagi pengalaman dengannya dan berharap sinarnya mampu membuat jiwaku teduh dan tegar. Di sini sangatlah sepi, hanya binatang malam yang mulai bersuara. Mereka bernyanyi, bercanda, dan tertawa, seakan-akan malam ini adalah milik mereka. Mereka tidak tahu apa yang aku alami. Andai mereka tahu, akankah mereka bernyanyi untuk ku? Tetapi sama saja mereka tidak akan peduli denganku.
Akhirnya malam pun tiba. Kurebahkan tubuhku di atas pasir pantai, sambil kupandang rembulan malam yang bercahaya di langit malam. Aku berteriak pada rembulan namun pada saat yang sama, sepotong awan menutup pandanganku, aku tidak bisa melihatnya lagi. Aku kehilangannya. Wahai bintang-bintang di pekat malam hatiku lagi sakit, aku algi dikhianati. Oh malangnya aku. Tapi aku masih mencintainya. Izinkanlah aku mendekapnya dengan tangan gemetar karena haru dan dada berdebar karena bahagia dan bukan karena kekecewaanku. Sungguh aku ingin mendekapnya karena tak mampu kulukiskan betapa ingin aku berbagi hidup dengannya. Aku tak punya bahasa lain tuk berbicara tulus bahwa aku masih mencintainya dan sayang padanya. Tak terasa tetesan air mataku membasahi pipiku. Sungguh aku merasakan kesepian yang dalam. Kesepian yang membuat aku membenci kata cinta. Lalu mengapa aku merasakan getaran cinta daalam hatiku? Orang pernah berkata cinta adalah kekuatan yang menyembuhkan jiwa dan menghibur hati. Namun kataku tidak! Cinta itu menyakitkan, cinta membuat hatiku hancur berkeping-keping bahkan menjadi butiran debu yang terbang terbawa angin. Aku tak mau mendengar kata cinta lagi. Saatnya aku mencari seseorang yang mau mendengar keluh kesahku. Seseorang yang mengerti aku. Tapi siapa?  Aku tak tahan lagi dengan semua ini. Aku pun kembali merebahkan tubuhku di atas pasir pantai. Kucoba pejamkan mata sementara belaian angin malam menghantarku menuju harapan akan mimpi-mimpi indah.
Fajar pagi kembali merekah, perlahan-lahan muncul di balik lautan, sementara embun pagi seakan menari menyambut sang mentari. Aku pun terjaga dari tidurku dan melihat dunia bermandikan cahaya. Laut begitu tenang dan burung-burung menebarkan sayapnya melintasi awan putih yang bersih dan putih. Tiba-tiba di kejauhan aku melihat bayangan putih bersayap, wajahnya bercahaya. Perlahan aku mendekatinya. Aku tidak tahu apakah dia malaikat yang mengerti soal cinta. Namun aku mendengar Ia bebicara,” Cinta adalah keadaan yang mencemburukan namun tidak mengenal dengki dan kejahatan. Cinta hanyalah empati dan kerinduan utnuk menjadi lebih besar dari dirinya sendiri. Kamu sedang mengalami cinta, karena cinta itu pula kamu mengalami kekecewaan bahkan sakit hati. Tetapi ingat janganlah kamu membenci sebuah kata cinta. Ketahuilah bahwa dengan cinta kamu akan mengenal siapa dirimu, dengan cinta kamu akan merasa lebih besar di antara sesamamu dan dengan cinta, sakit hati akan disembuhkan. Masuklah ke dalam batinmu pahamilah apa arti sebuah cinta bagimu. Temuilah kekasih jiwamu janganlah kamu merasa disakiti dan cintailah dia lebih dalam lagi. Pergilah dan duduklah berdampingan dengannya dan lihatlah apa yang menjadi cita-cita kalian.”

Sejenak aku terdiam dan merasakan sesuatu mengalir dalam jiwaku. Kata-kata yang baru kudengar seakan menggerakan jiwaku dan terasa sejuk bersenandung di kedalaman jiwa. Lalu, aku pun bangkit dan berteriak kepada semua penghuni pantai dan lautan,”wahai kalian saudaraku dengarlah, saatnya aku kembali menemui dia sang kekasih hati dan mengatakan padanya, AKU MAU MENCINTAIMU SEDALAM LAUTAN DAN MEMBAWAMU TERBANG SETINGGI ANGKASA!”

Persiapan Menjelang Ketemuan Sama Si Doi

Foto: www.vemale.com
Satu hal yang paling membahagiakan dalam hidup ini adalah ketika cinta kita diterima oleh gebetan. Rasanya senang banget dan sukanya senyum sendiri. Maklum ajah hati lagi berbunga-bunga. Tapi biasanya prosedur setelah cinta diterima ada yang namanya janji ketemuan. Sepertinya hal ini sudah menjadi tradisi yang tidak mungkin dilewatkan. Untuk ketemuan sama si doi pastinya butuh yang namanya persiapan, biar nanti acaranya bisa berjalan dengan lancar dan gak malu-maluin. Kadang juga ada ni yang merasa kurang percaya diri atau bingung dan bertanya  nanti kalau ketmuan ngapain ajah. Biar gak bingung, ada beberapa hal yang perlu kamu siapkan sebelum melakukan menemui si doi.

1. Persiapan hati
Persiapan hati memang menjadi hal penting yang bisa mensukseskan berlangsungnya pertemuan kamu sama si doi. Yang dimaksud dengan persiapan hati adalah soal bagaimana kamu jujur dan tulus. Jujur dalam arti kamu tidak mengarang-ngarang cerita ceritakan soal keadaan kamu yang sesunggunya dan pastikan juga setiap kata-kata yang kamu ungkapakan ke dia tulus apa adanya dan benar-benar terlahir dari kesungguhan kamu. Karena ini adalah ketemuan pertama kamu jadi manfaatkan untuk menunjukan kejujuran dan ketulusan sebagai kesan pertama kamu.

2.    Penampilan
Ketika hendak ketemuan sama si doi, masalah penampilan harus diperhatikan juga. Sebaiknya kamu harus rapi dan wangi. Tapi ingat gak usah berlebihan, yang paling penting adalah kamu menjadi diri kamu sendiri dan  benar-benar merasa nyaman dengan penampilan kamu.

3.    Bahan pembicaraan
          Kamu pastinya tidak mungkin diam dan hanya senyum ketika ketemuan sama si doi. Pasti ada ajah bahan pembicaraan yang menjadi bagian dalam kencan pertama kalian. Kalau kamu bingung mikirin apa yang bakal kamu omongin, cobalah ajaak dia berbicara hal-hal yang biasa kalian perbincangkan ketika di telpon, sms, BBM, atau chatting. Atau apa saja yang mau kamu bicarakan yang pastinya harus nyambung biar ketemuannya makin seru dan menyenangkan.

4.    Budget
          Walaupun ketika ketemuan kamu tidak mengajaknya berbelanja, tapi paling tidak persiapkan pula uang secukupnya. Karena bisa saja hal-hal yang tidak dinginkan bisa terjadi, khusunya bagi kamu yang punya kendaraan, ketika udah di atas sepeda motor misalnya tiba-tiba bensinnya habis.  Emang mau, dorong sepeda motornya berdua?? Nah itulah sebabnya uang menjadi hal yang turut mendukung kebersamaan kamu sama si doi.


          Itulah beberapa hal yang menjadi bekal kamu ketika kamu hendak bertemu si doi. Ya.. berharap sih pertemuan pertama kamu ini menjadi yang terbaik dan bisa membuka peluang yang baik untuk hubungan kamu dan si doi ke depanya. Semoga kalian makin langgeng ajah dan selamat berkencan ria !!!

Minggu, 20 Juli 2014

Ditinggal Kekasih Hati

Ketika fajar kembali menyapa
ketika embun hendak merekah
hati dan jiwa berpaut bersatu
mencari cinta di balik cerita


Kini hidup menjadi pilu
ditinggal pergi kekasih hati
Kutahu dunia kan tertawa
melihat aku menanti kekasih


Kini sendiri tertelan sepi
menatap jauh ke tepi dunia
mencari kekasih yang pergi tak kembali
Dapatkan cinta di hati yang lain


Tirai jiwa seakan dirobek
oleh dia sang kekasih hati
dicabik-cabik terasa pedih
walau hanya sebentar saja


Kucoba tuk hiburkan hati
mendekap jiwa yang masih terluka
berharap hati ingin bersabar
dengan doa tuk sang kekasih hati

Sayang, Aku Cinta kamu

Kehangatan kasih
terpancar dari indah wajahmu
kesejukan hati
terasa ada lewat senyum manismu
sayang.....
aku mau jadi temanmu

Kebahagiaan ada pada tatapan matamu
kelembutan jiwa
ada pada sikapmu
sayang.....
aku suka kamu

Sekarang...
kerinduan ada dibalik rasa kagumku
harapan muncul dari jiwaku
sayang.....
aku rindu kamu

Sejuta kisah akan kugenggam
sejuta harapan akan kugapai
tapi...
aku malu tuk katakan, Sayang....
Aku Cinta Kamu